welcome to my mini blog . . . . .
matoduwoloooo

Senin, 06 Agustus 2012

PENDERITAAN ADALAH GURU PEMBIMBING YG BAIK

‘Penderitaan adalah guru pembimibng yg baik untuk mencapai sebuah mimpi besar sesuai dengan firman Allah dalam Alqur’an surat Alam Nasyrah ayat 5 & 6 sebagai berikut : “ Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”(Qs.94:5)
           “ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”(Qs.94:6)
“Apakah kau sudah kau pikir betul,hendak kemana anakmu sekolah? Kenapa tidak disini saja,sekolah dekat rumah,dekat dengan dirimu,dengan keluarga,kau juga bisa mengawasinya siang malam.....” demikian kata abang sulungku.
Abang sulungku yg sekarang sudah menjadi seorang ustadz menanyakan hal yg pelik pada kami berdua sebagai ayah dan ibu. Padahal kami merasa baru saja belajar menjadi orang tua bagi anak remaja. Kami berdua sangat mengagumi abang sulung kami. Abang sulungku benar-benar menggantikan sekali peran aya ketika ibu menjanda dan hanya menjual pakaian muslim saja dipasara Tanah Abang. Aku ingat betapa kerasnya Ayah terhadap abang. Abang sempat menangis-nangis mengatakan abang benci pada didikan ayah yg tidak adil dan nampak keras. Rupanya ayah punya firasat,bahwa beliau meninggal dunia terlebih dahulu dari ibu. Maka ibu dan kami anak-anaknya akan diurus oleh abang yg memang ketika pulang kerumah kami,menjadi begitu dewasa dan sangat mengayomi.
Aku ingat ketika usiaku 15 tahun (abangku beda 4 tahun dengan diriku),abang dikirim ayah ke sekolah yg sangat jauh, aku tak tahu pastinya, di Sudan kalau tidak salah atau di Etopia,atau Jordania ? aku tak ingat dan juga tak paham karena hidupku hanya sekolah,main dan membantu ibu didapur. Aku tidak begitu perhatikan abang sekolah dimana, tapi aku ingat abang membawa koper yg berat,dengan wajah berlinangan airmata. Dimata abang, ayahku sangat kejam karena memisahkan dirinya dari ibu yg dicintainya.pada hari itu terlihat lama abang dan ibu berpelukan dan dipisahkan oleh ayah yg diam-diam juga menangis.
Abang boleh pulang setahun sekali. Haaahh,,, setahun sekali? Waktu yg tidak singkat apalagi sekolah abang sangat jauh dan tidak ada sambal,tidak ada krupuk. Mengingat krupuk,aku segera membungkuskan emping kedalam plastik diam-diam aku masukkan kedalam ransel abang. Abang hanya melihat sambil kemudian memelukku sekilas,kata abang,”bantu ibu yaa,kamu yg paling besar,”aku tambah menangis,karena wajah abang semin merah padam,belum pernah aku melihat abang seperti itu.
Singkat cerita,akhirnya aku mendapatkan surat dari abang yg ternyata betapa tidak enak tempatnya. Abang ternyata tinggal di Syria,ditempatkan dirumah kawan ayah,kawan ayah semasa kuliah. Abang bilang kalau hidupnya menderita ,tidak ada televisi,tidak cukup waktu tidur,tidak bisa bermain,dan yg paling tidak tahannya adalah jauh dari ibu,jauh dari kasur yg empuk,jauh dari kamar yg beratap bambu,dan jauh dari masakan ibu. Kata abang, setiap hari abang harus berjalan kaki sekurang-kurangnya 15 menit dan hanya membawa bekal berupa roti yg agak keras. Selain itu abang sekolah dengan bahasa yg tidak dimengerti. Terkadang abang kesal dengan ayah,mengapa ayah sekejam ini mendidik anak,tidak ada kawan,tidak dimengerti bahasanya dan juga tidak ada makanan yg enak.
Perubahan haripun membuat abang bingung. Di Syria, tempat abang tinggal saat itu,kalau masuk sekolah hari ahad,karena jumat dan sabtu libur dan zaman dulu tidak ada telepon. Abangpun mungkin karena betah atau dibetah-betahkan,mengirim surat jarang-jarang,bila abang kirim surat ,maka surat tersebut akan dikirim berulang-ulang. Ibu akan langsung membalas surat tersebut dan memposkannya cepat-cepat. Bahkan sampai pernah loh,ibu lupa menyiapkan makan malam karena asyik sekali menulis surat. Namun , ayah ku lihat diam saja, dan malah membantu ibu untuk menyiapkan makanan, hhmmm kata siapa ayah galak???
Akupun juga suka menulis surat walau abang jarang membalas. Aku katakan bahwa ayah sekarang rajin sekali shalat malam,pasti ayah merindukan abang. Sampai akhirnya ayah sakit dan abang tetap tidak pulang. Walau janjinya boleh pulang setahun sekali,namun abang melarang ayah mengirimkan uang untuk biaya pulang karena biaya perjalanan ke Indonesia ke Syria sangat mahal. Abang mengatakan biar abang lulus kuliah dulu baru akan pulang. Genap sudah 5 tahun disana sampai akhirnya abang pulang dengan wajah marah sebab ayah sudah meninggal dunia baru saja dimakamkan seminggu yg lalu.
Abang marah sekali pada kami sekeluarga kenapa tidak memberitahu abang walaupun sedang ujian. Abang diam saja selama seminggu, dan kemudian dengan bujuk rayu ibu serta melihat wajah ibu yg semakin tua dan lemah,abangpun memaafkan kami.abang segera mengambil alih semua pekerjaan ayah,termasuk merawat kebun nanas dan kebun sawit,juga mengurus tanaman-tanaman hias,selain mengelola peternakan. Jujur saja, abang nampak sangat piawai mengelola semua itu,sehingga sekarang kami sudah punya rumah yang sangat besar dan semua adik-adiknya sekolah sampai kuliah, bahkan ada yg mengambil S2.
Abang memang luar biasa,hebat dan struggle. Selain mengurus semua peternakan dan perkebunan, abang juga diminta menjadi imam masjid di kampung kami,mengingat kuliahnya dalam bidang syari’ah di Syria begitu berharga untuk diterapkan pada masyarakat dikampung kami.” Aku tidak mau,anak-anakmu menderita seperti diriku dik,” sergah abang lagi. Kata-kata itu mengagetkan dan membuat kami termenung lama.
“Sangat menderita berpisah jauh dari orang tua,aku sudah mengalaminya, dan aku tidak mau itu terjadi pada anakku. Aku berharap kamu berpikir panjangdan pertimbangkanlah kata-kataku ini,”demikian abang berkata dalam-dalam.
Akh,kataku dalam hati,”abang kan jadi hebat begini,menjadi ulama dan bahkan dicalonkan menjadi menteri pertanian karena dulunya abang hidup menderita. Akupun jadi begini karena didikan abang yg dulunya menderita. Karena pernah mengalami penderitaan itulah maka abang menjadi seperti ini. Karena dipisahkan dari orang tua,abang menjadi mandiri dan mampu menggantikan ayah ketika ayah tiada. Aku tak yakin Amru,anakku yg saat ini berusia 16 tahun akan bisa menjadi struggle dan menolong aku,seperti halnya abang dulu menolong ibu,bila Amru masih ada dalam ketiak aku, ibunya.

“Ayampun lepas dari ibunya dan disuruh cari cacing sendiri,sehingga mereka cepat dewasa dan bisa cepat dipotong,” pikirku geli sambil membayangkan si petok yg bertelur 8 hari ini.
                                          “ Sabili,5 mei 2011”
                                            “Myla”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar